Pages

Tuesday, April 5, 2016

Akhirnya Rumah

Ini kejadian bulan November 2015, secara kebetulan lagi pengen ke carrefour puri selepas pulang kantor. Bagi saya melihat-melihat rak pajangan sudah membuat saya bahagia. Karena kadang imajinasi berkembang dari hal-hal sepele itu. Dari hal-hal yang tidak kita rencanakan sebelumnya.

Tak disangka sesampai di lobby, tertarik dengan pameran kecil rumah dan brosur yang diberikan oleh marketing perumahan di daerah barat Jakarta. Biasa lah bahasa marketing. Dari harga, lokasi, dan kebutuhan dirasa pas. Ketertarikan berlanjut ke whatsapp dengan salah satu marketingnya "yang terlihat kaya" itu. Cash? Bukan, karena saya tak terbiasa beli rumah secara cash. Selanjutnya saya diwajibkan untuk membayar booking fee agar kavling rumah yang saya inginkan terkunci.

Sebenarnya ada beberapa hal yang sedikit mengganjal kalau saya mengajukan aplikasi kredit lagi. Menilik pengalaman mengajukan kartu kredit yang selalu ditolak tanpa alasan yang jelas. Kenapa kah? Tentu saya bertanya-tanya. Dari sekedar CC ecek-ecek, apalagi CC yang kata orang bonafide reputasinya. Dan kemudian pertanyaan itu terjawab saat ada orang marketing bank BJB yang menawarkan kredit tanpa agunan. Ketika saya bicarakan masalah kendala itu. Dia berjanji akan sedikit mengintip "BI Checking" saya via temannya. Tak pakai lama, sore hari dia mengabarkan bahwa saya mempunyai "sedikit" masalah tentang kartu kredit terdahulu di bank B*I, ada tunggakan tahun 2008 yang belum terselesaikan dengan jumlah yang benar-benar cuma "sedikit". 

Masalah itu selesai ketika saya akhirnya menghubungi pihak bank yang dulu mengeluarkan kartu kredit itu dan saya melunasinya tak pakai lama. Tentu jangan lupa kita minta surat bukti lunas dan menutup kartu kredit tersebut agar tidak jadi masalah di kemudian hari. Akhir desember 2015, secara resmi syarat-syarat aplikasi pengajuan KPR saya sudah lengkap karena gerak cepat saya menyingkirkan kerikil-kerikil itu. Dan tibalah saat menunggu kabar diterima atau tidaknya.

Akhir Januari 2016, saya dihubungi oleh pihak bank untuk interview, dan seminggu kemudian saya dipanggil untuk melakukan akad kredit di daerah kebon jeruk. Secara marketing saya diberitahu bahwa rumah akan selesai 6 bulan sejak ditandatangani akad kredit. Namun secara developer saya diberitahu bahwa rumah akan selesai 8 bulan sejak ditandatangai akad kredit. Oke.

Ada 30 rumah dalam cluster yang dibangun, dan saya kebetulan memilih kavling nomor 17. Walau sebenarnya saya lebih mengincar nomor 9 karena sesuai dengan kavling rumah di surabaya. Biar kembaran gitu niatnya. Saat ini proses pembangunan yang lumayan masif masih terjadi, dan saya masih menunggu dengan sabar. 


Tuesday, October 27, 2015

Abon Kacang : Dapur Gajah

Dua bulan ini saya sedang melakukan re-brand. Berawal dari ide kuliner nusantara yang beraneka macam dengan berbagai rasa dan jenisnya, muncullah keinginan saya untuk mengemas dan memperkenalkan produk kuliner itu dengan cara yang berbeda, namun tetap membawa unsur tradisional Indonesia. Pada awalnya mungkin saya lebih mengambil tema dari produk asli dan melakukan re-brand atas produk tersebut. Mungkin belum secara ekstrim menciptakan hal yang baru, namun harapan saya dengan memperkenalkan nama baru mungkin menjadikan produk tradisional ini mudah dikenal dan menjadi menarik. Siapa tau kedepan saya bisa menciptakan produk sendiri yang terinspirasi oleh kuliner tradisional Indonesia.

Kali ini saya membawa Abon Kacang yang ide awalnya adalah sambel pecel Indonesia. Yang seperti kita ketahui sendiri bahwa sambel pecel di negeri ini mempunyai ragam dan rasa yang berbeda. Beberapa versi sambel pecel yang sudah kita kenal biasanya berwarna coklat tua dan lengket dengan banyak minyak, pun kadang dikemas seadanya. Yaa, walaupun sudah banyak juga yang mengemas sambel pecel dengan kemasan yang baik dan menarik.

Abon Kacang adalah istilah yang saya pakai untuk sambel pecel versi saya sendiri. Dengan tekstur yang lebih lembut dan kering. Abon ini bisa dimakan langsung atau digunakan selayaknya abon, taburkan di nasi yang hangat dan makan! Sepraktis itu! Tidak direpotkan untuk mencampur dengan air panas dan dijadikan sambel kacang, atau harus mencari sayuran untuk temannya. 

Walaupun demikian, Abon Kacang ini pun masih dapat digunakan sebagai paduan untuk pecel sayur, nasi pecel, gado-gado, cilok kacang, cocolan gorengan, sate ayam dan lain-lain. Selain teksturnya yang kering dan tidak lengket, rasanya pun segar dengan perpaduan gurih, asin dan pedas dari komposisi pas bahan dan bumbu rempah pilihan. Rasa Abon Kacang produksi rumahan tetap konsisten karena saat produksi dibatasi per 10 kilogram kacang untuk menjaga kualitas.

Friday, September 18, 2015

Latepost : Liburan Singkat Semarang - Magelang - Jogja - Semarang Part 1

Bermula dari, cieee bermula. Berawal dari ulang tahun teman cantik kita (yang udah kayak saudara besar jauh yang ketemu di Mall Galaxy Surabaya) Alessandra. Kami berempat (Saya, Toro, Lia dan Arul) diundang kakaknya Ale, Fabiola, buat kasih kejutan di tempat mereka tinggal. Kebetulan mereka emang udah pindah dari tempat tinggal yang lama di PIK ke apartemen yang deket ama kampus si Ale di London School. Dan dimulailah persekongkolan jahat untuk acara itu. Eh, ceritanya nanti aja sih. Ini mo cerita soal liburan ke Semarang.

Dan beginilah, saat di pesta makan besar di Ancol, kita berhahahihi dengan mama Tina, guyon-guyon gak jelas soal udeng-udeng dan ayat-ayat cinta. Diundanglah kita untuk main ke rumahnya mama Tina di semarang. Gayung bersambut, gajah di pelupuk mata tampak, dunia tak selebar daun kelor. Kita meng-hooh-kan ajakan mama Tina. Tanpa melihat sisa-sisa dompet yang masuk angin, apalagi celengan yang sudah menjelang sekarat. Ah.

Akhirnya, dengan perjuangan yang tanpa lelah, setelah ditanyakan dan ditanyakan lagi, saya pun reservasi tiket kereta api menuju semarang. Alih-alih ya namanya lagi miskin duit pun tak ada, namanya kita orang punya gengsi tinggi mi, pesanlah kita kereta agro anggrek malam untuk berangkat tujuan turun di stasiun tawang. Pulangpun tanpa ragu masih dengan gengsi yang tebal dan muka bebal, belilah tiket argo muria. Suit suit. OK NKE, Orang Kere Naik Kereta Eksekutif. #tinggalpakeudeng-udeng

Day 1 : 28 Agustus 2015
Tibalah hari jumat tanggal 28 Agustus, sengaja gitu kita pilih akhir bulan, biar saat masuk nanti disambut dengan gaji yang berlimpah ruah loh jinawi, seperti dapat asupan oksigen saat sedang kumat asma. Pecah celengan pun dilakoni untuk sekedar bertahan hidup dalam harga diri yang tinggi di tempat liburan. Karena pesan tiketnya udah mepet, kita pun duduk tercerai berai. Gak masalah, yang penting hati gembira walaupun jiwa menangis. Naik kereta api cus cus cus, siapa hendak turut.

21.30 Dari stasiun gambir kami berangkat. Kami duduk satu sama lain tidak terlalu jauh dan masih dalam satu gerbong, kecuali si Lia yang duduk di bagian tengah. Saya menikmati tempat duduk saya yang alhamdulillah sampai tujuan gak punya rekan di sebelahnya. Saya adalah penikmat perjalanan dengan kereta api. Sementara toro tidur-tidur kancil dan Arul sepertinya menonton tivi dengan perasaan gelisah tidak suka naik kereta entah karena tak bisa tidur atau gak kuat karena gak mero*ko*k. Maklum juga anak ini dulu lahir di troli bandara, maunya cepet sampe, menurutnya kereta wasting time dan bikin cape. Sementara lia tetap dengan karakternya. Tutup selimut dan tidur.


Pengalaman Kedua Jadi Event Organizer

Sebenarnya saya sudah pernah menjadi EO dadakan beberapa tahun lalu (2012) waktu ngadain gathering teman-teman SCC Indovision di Restauran Bintang Laut di daerah Kebon Jeruk (sekarang sudah tutup). Tempatnya bagus ada poolnya, stage panggung yang luas dilengkapi perlengkapan full band dan soundsystem, namun makanannya biasa saja. Pada awalnya SCC hanya mengundang RNF (saya manager RNF waktu itu) sebagai bintang tamu, namun akhirnya pimpinan SCC waktu itu menunjuk saya dan Toro merangkap sebagai event organizer tapi gak sebagai profesional, hanya untuk membantu teman. Okay, siapa takut? Dan akhirnya, kalau dihitung secara presentase, tingkat kesuksesan 95% dibalik kekurangan-kekurangan yang memang harus dibenahi. Kita terima upah kita, yang bernama "pengalaman"

Thats it! Cuma disitu saja. Time flies. Saya masih dengan kesibukan kantor sebagai auditor, yang saat itu merangkap menjadi manager band, yang akhirnya jadi produsernya, dan berlabuh menjadi eksekutif produser hingga menghasilkan satu album indie RNF berjudul "Come On Let's Go!. Yang sudah dijual di Disctarra dan toko-toko kaset lainnya. #numpangpromo #usaha #kaliajalaku. Dan kesibukan berjalan sambil iseng-iseng jualan roti, jualan sambel pecel, jualan gorengan, apapun dijual asal dapet duit biar cepet naik haji. Hihihi. #end

CD RNF "Come On Let's Go!" Dijual di Disctarra dan Toko Kaset Lain
Selasa, 15 September 2015
Ketika kemudian tiba-tiba, jam 17.00 saya mendapatkan telepon dari kakak saya yang kebetulan sedang berlabuh di surabaya yang minta tolong untuk membantu kaptennya bikin pesta kejutan buat istrinya di Jakarta untuk hari kamis tanggal 17 September 2015 menjelang malam. No babibu, saya jawab siap! Saya edan? Iya! Padahal waktu sudah mepet, pengalaman masih nol! Konsep belum jelas, budget entah berapa, tidak bisa bertemu langsung, dan pasti ... komunikasi sangat terbatas.

Saya hanya punya waktu ideal 1 hari saja yaitu tanggal 16 September. Saya browsing tempat-tempat yang sekiranya bisa untuk romantic dinner, saya tanya teman kesana dan kesini, sementara konsep masih belum bisa saya tentukan. Blank sekali! Cuma akhirnya pilihan mengerucut di dua pilihan, SKYE atau 8 Lounge. Lalu selasa malam itu juga jam 21.00 kapten telepon, dan saya putuskan untuk bikin event di SKYE dengan alasan sederhana, kapan lagi bisa ngasih view dari lantai 56 di Jakarta? Saya ngerasa ide romantis muncul. Eksekusinya tunggu besok!

Rabu, 16 September 2015
Tapi kemudian esok harinya, saat di kantor, saya berpikir ulang. SKYE pasti sangat crowded, dan crowd nya tidak cocok dengan tema saya, pesta kejutan dengan makan malam yang romantis. Saya sms yang punya sang kapten tentang rencana perubahan, tapi komunikasi tidak berjalan baik, karena ternyata seharian beliau lupa bawa telepon. Dengan tanpa menunggu konfirmasi dari kapten, saya langsung mencari info alternatif kedua di 8 Lounge Pacific Place. Saya kirim email detil tentang apa yang saya inginkan untuk event ini ke management. Dengan perasaan hopeless dijawab, karena biasanya begitu sih ya. Tapi tau gak? Beberapa menit kemudian saya ditelpon oleh "mbak" dan dilayani dengan senang hati, menjawab dengan senang hati dan memberikan gambaran-gambaran. Saya pun memberikan konsep ke pihak managemen soal dekorasi, Rose Bouquet, Konsep Meja, Food & Beverage, Anniversary Cake, Rose Petal sepanjang tapak jalan ke meja, Goodiebag by 8 lounge. Saya sendiri menyiapkan MC dan pemain biola. Mereka sanggup untuk menyediakan dengan biaya terntentu. Walau sempat menawarkan makan malam di ruangan, saya tolak karena konsepnya harus outdoor dengan view jakarta di malam hari. 

"Perfect" dah! kata saya. One stop shopping istilahnya, karena saya tak harus mikirin jelimet apa yang sebenernya saya belum paham. Apalagi si "mbak"nya sangat membantu. Sampe saya bingung kok bisa nyusun konsep yang lumayan asik. Lalu kita bicara masalah biaya, sedikit diskusi tentang pilihan makanan. Dan deal, jam 17.14 proposal dari pihak 8Lounge dikirimkan. DP harus dibayar dengan konfirmasi dateline jam 19.00 dengan jumlah yang lumayan. Panik? Iya! Kapten masih susah dihubungi. Sementara dari pihak Kitchen harus sudah mendapatkan kepastian menyiapkan bahan-bahan untuk fine dining. 18.30 kapten calling, guess what? Semalem istrinya sudah terlanjur setuju untuk acara di SKYE. Karena skenario kejutan sudah disusun oleh kapten, sodara dan teman-teman istri. Alamak!!! *pusingpalaberbi* *goyangkarawang*  *diciummamadiciumpapa* *banyaknyamukdirumahku*

Jam 19.15 dalam perjalanan pulang kantor saat saya nyetir dan posisi di jalan tol, pihak 8Lounge nelpon untuk konfirmasi. My bad. It's cancelled mbak. Saya tau "mbak"nya kecewa karena kita sudah seharian diskusi dan mempersiapkan. But client is my first priority. Tidak boleh main hati, saya dimarahin klien yowes rapopo, yang penting klien gak boleh dikecewain. Tapi janji kok "mbak" someday saya pasti ngadain acara di 8Lounge. Dont worry mbak-nya ya.

Jam 20.00 kapten memastikan bahwa acara tetap di SKYE, akhirnya dia tidak memaksakan untuk membuat acara mewah yang sebelumnya direncanakan. Dia bilang sederhana tak apa, yang penting istri saya mau datang sesuai skenario dan dia bisa kasih kejutan dengan kehadirannya, kejutan kue, bunga dan hadiah. (Fyi, kapten berencana hari kamis pagi buta pura-pura sudah balik ke surabaya untuk pekerjaannya). Saya jawab setuju. Karena saya pun tidak ingin menjanjikan hal yang hampir mustahil saya lakukan dalam satu malam. Bahkan saya pikir tugas saya hanya reservasi, karena saya merasa tak sanggup bila harus mencari kue yang sesuai, rose bouquet, dekorasi meja, dan souvenir yang dibutuhkan, apalagi musik romantis macam biola, sungguh tidak mungkin. Bahkan saya bilang kapten untuk mencari kue dan bunga sendiri. #loyo# #bikinsusahklien# #pemalas#

Dengan bantuan Toro, akhirnya jam 20.30 kita reservasi tempat di SKYE, dan untung masih belum fully booked. Tuhan emang sayang dengan sang kapten, dan saya tentunya. Hehehe. SAID salah satu manager disana, membantu kami dengan baik, mengirim email menu dan bukti reservasi. Thanks god! It help!

Kamis, 17 September 2015
Hari H. Apa itu hari H? Entahlah, saya cuma ikut-ikutan. Keloyoan saya semalam tidak bisa dibenarkan, klien tidak boleh repot, kata saya dalam hati. Ketika mereka sudah percaya dengan kita, kita harus melakukan yang terbaik buat mereka. Jadi saya mulai browsing, mencari florist yang sekiranya punya toko online. Berbagai macam saya lihat, hingga saya jatuh hati dengan ****** Florist toko bunga online. Segera saya pilih-pilih kebutuhan yang sesuai dan klik add chart. Done! Dapat email konfirmasi pesanan untuk dibayar melalui rekening yang saya pilih. Sempat curiga apa bener ini toko onlinenya. Lalu demi kenyamanan dan keamanan saya ketik "penipuan ****** florist" di google, dengan zero result. Okay insyaallah aman!

Seorang yang ramah bernama Mbak Feti dari ****** Florist menelpon saya untuk memastikan pesanan dan pembayaran, sambil mengingatkan jangan lupa untuk melakukan konfirmasi pesanan via website. Ya, mungkin untuk tertib administrasi mereka. Done, rose bouquet untuk sang istri dan table flower untuk dekorasi meja saya pesan dan saya bayar. Saya pesan untuk diantar sebelum jam 5 sore agar bunga bertahan agak lama dan tidak layu, yang kemudian dikonfirmasi mbak Feti via WA bahwa bunga tersebut masih segar dalam jangka waktu 3 hari jika diperlakukan dengan baik. Ya simpulkan sendiri ya perlakuan itu. Asal gak diinjak-injak, dibawa tidur, dijepit ketiak, atau direbus, pasti lah bunganya awet. #gampangitu

 
Penampakan Rose Bouquet & Table Flowers
Saya mulai cari cake online dan tidak ketemu, atau mata saya terlalu lelah untuk  menatap layar komputer. Akhirnya saya nyerah, berharap nanti bisa menemukan di Mall sekalian nyari Goodie Bag untuk souvenir tamu. Okay.

Tik tok tik tok. Hampir jam 5 sore, atau tepatnya jam 16.53 menit, bunga belum datang. Saya konfirmasi ke mbak Feti dan menurutnya mungkin pengantarnya terjebak macet. Okelah, saya percaya karena ini Jakarta. Saya diberi nomor telepon kurirnya disms ga dibales, ditelpon ga diangkat. Panik? Iya lah! Tapi terimakasih Tuhan, mas andi datang jam 17.23 dengan membawa setandan mawar merah yang cantik dan table flower yang menawan. Tanda tangan, kasih sedikit tip dan masukin mobil! Beres! Gambar disamping saya ambil dari website dan socmednya, jangan kuatir. Benar-benar seindah warna aslinya.

Perjalanan saya dan toro dimulai lagi menuju ke Grand Indonesia, tujuannya cari cake dan materi goodie bag untuk souvenir tamu. Prinsip kita, untuk sementara hindari breadt**k, cari produk pastry yang agak premium sedikit. Padahal arti premium juga gak tau, kita taunya premium tuh bensin bersubsidi.

Akhirnya setelah muter sama-sini ketemulah dengan Bonjour French Pastry di Lt. UG East Mall. Berhubung waktu yang mepet, akhirnya kita putusin milih Baked Cheese Cake untuk kue anniversary dan Cookies yang dikemas cantik dalam box cantik (yang ternyata box-nya pun kena charge) dilengkapi pita merah yang cantik. Untuk per box cookies yang bisa kita pilih sendiri ditentukan budget per box sekitar 120k (IDR ya, bukan US$). Langsung kami meluncur ke SKYE di menara BCA lantai 56. Dari East Mall Grand Indonesia bisa ditempuh dengan lift yang berada di belakang Gramedia (akses lift tetap buka meski gramedia tutup). Disana ada bapak kuncen lift yang siaga membantu kita menyiapkan lift ke lantai 56. Bagi yang phobia tinggi, jangan melamun nanti kakimu bisa gemeteran. Kalo bisa ngobrol ama teman, kalo gak naik lift nya nunggu rame. Lift - nya lumayan cepet, gak sampe 2 menit kali ya udah sampe. CMIIW.

Di lokasi kita disambut manis oleh receptionist, dan mas SAID, agak jauh dari beberapa testimoni yang saya baca di internet soal pelayanan yang jutek. Don't know, mungkin terlihat tegas dan cekatan iya sih. Tapi kalo nasib burukmu dapet pelayanan yang jutek ya ampun deh. Soal makanan, yah itu selera masing-masing ya, cita rasa memang punya lidah sendiri.

Bla bla bla bla ... acara sukses bikin istri bete tapi happy ending. Sayang banget saya tidak sempat mengabadikan dalam foto-foto selain foto-foto dari HP masing-masing. Duh, EO prematur, amatiran. Tapi All Out lah.

Kalo kalian penasaran dengan bagaimana itu SKYE, bisa kalian google aja buanyak yang udah share foto-fotonya. View-nya emang jago, walau loungenya gak terlalu luas. Kalo saya pikir lounge memang pantes untuk kongkow anak-anak muda atau eksekutif muda masa kini, karena musiknya bikin badan goyang. Kalo yang udah berumur senja mendingan di rumah nonton AA dan Mamah Dedeh sambil pangkuin cucu.

Nah untuk yang pulang jika kalian terlanjur parkir di West Mall, ikutin aja jalan dari keluar lift ke arah west mall, trus naik satu lantai lagi di lantai 4. Karena rata-rata pintu ke tempat parkir sudah dikunci. Cuma lantai 4 aja yang masih dibuka saat kemarin malam jam 01.00.

Ciao sampai jumpa di event selanjutnya jika beruntung.

Dangke Captain!! Salam sejahtera!


Friday, August 14, 2015

Terjadi Kemarin Dan Sejak Itu

Terjadi kemarin saat aku masih lupa,
kau datang dari arah yang tak kuduga.

Kau mengunyah diantara gigimu,
kakimu tak pelan ingin berlalu.

Terjadi kemarin saat ku kan pergi,
kau bergegas ke kamar mandi.

Sorot matamu yang menatap cepat,
kurasa menghampirimu tidaklah tepat.

Terjadi kemarin saat aku ragu,
sekilas aku kan mengikutimu.

Terjadi kemarin dan sejak itu,

Pun tak terjadi apa yang ku mau.



Wednesday, August 12, 2015

Hola! Kantor Baru!

Halo hola, bulan-bulan kemarin sempat sibuk banget, gegara ada mutasi internal kanwil trus nabrak bulan puasa dan libur lebaran. Dan sekarang saya sudah di kantor yang baru, yaah walaupun cuma berjarak 20 meter dari kantor lama. New ambience.Seperti biasa adaptasi butuh waktu, apalagi soal hafal-menghafal nama teman kantor. Itu kesulitan terbesar bagi saya. Setidaknya butuh waktu 6 bulan atau sampai 1 tahun. Gak masalah sih.

Beberapa cerita yang terlewat dan gak sempat ditulis, tentang bisnis roti kecil-kecilan (yang sekarang masih terhenti sementara), tentang bantuin keponakan yang lagi cari tempat kuliah, tentang libur lebaran di kampung yang kali ini berjalan efektif, dan tentang seribu macam rencana yang masih ingin dijalankan. Oiya! Satu lagi, tentang album RNF yang kebetulan sudah dirilis. Hehehe, yang kebetulan lagi saya nyaru sebagai produser eksekutifnya. Ya, mungkin bukan band besar, tapi saya suka musiknya dan saya suka karena telah terlibat di dalamnya.

Dan cerita ini akan terus berlanjut, semoga saja tidak ada alasan untuk merasa malas.

Wednesday, April 15, 2015

Baking Experience: Roti Pisang & Mexican Buns a.k.a Rotiboy

Ups, udah lama gak posting, bukan berarti kesibukan di dapur berhenti. Cuma agak pending saja sedikit, karena sebagai karyawan alias pegawai yang waktu kerjanya tidak teratur membuat saya agak berjauhan dengan dapur akhir-akhir ini.

Ceritanya, setelah beli oven listrik, saya langsung mencoba resep-resep roti yang menurut saya mudah dan gampang (kelihatannya sih, padahal susah). Kadang percobaan pertama berhasil, tapi ternyata tidak dengan percobaan selanjutnya. Selalu mencoba dan tidak putus asa sih, itu kuncinya. Membuat kue/roti emang gak seperti kalo kita masak masakan sehari-hari yang mengandalkan cita rasa kita sendiri. Poin pertama, patuhi resepnya dulu, baru nanti kalo sudah agak mahir kita bisa otak atik resepnya.

Nah, saat kemarin dan sampe sekarang ... saya masih fokus di roti pisang dan "rotiboy". Sudah beberapa kali baking, masih belum puas, makanya saya ulang-ulang terus. Mungkin sampe bosen yang harus incip-incipin (orang rumah dan tetangga). Saya sengaja beraniin diri bagiin hasil ujicoba dapur roti saya untuk tetangga dan teman-teman, pengen tau reaksinya sih. Alhamdulillah masih dapat respon yang baik, kalopun ada respon lainnya lebih bertujuan ngasih masukan ke saya.

Nah ceritanya saya sudah mulai iseng menjual produk baking saya yang sederhana ini, awal sih ke teman-teman adik saya (setelah beberapa kali saya kasih tester). Alhamdulillah responnya masih bagus karena saya jualnya tidak terlalu mahal juga. Cocok lah buat kantong anak muda. Dan semalem jam 9 ada permintaan lagi (bukan order), minta saya jual lagi roti pisang dan rotiboy untuk hari ini.

Yaudah sih, berhubung saya bukan orang yang pemalas (pret!), saya pun berkutat di dapur dibantu dua asisten cantik sampe jam 2 pagi hari demi sesuap rupiah. Whoalaa, alhamdulillah kata adek saya tadi dagangan kami ludes. Jadi semangat!

Nah berhubung saya ga sempat mendokumentasikan kejadian semalem, ini saya kasih foto waktu masih uji coba beberapa waktu yang lalu.

Roti Pisang Cokelat Ala Satria

Rotiboy Ala Satria

Wednesday, January 14, 2015

Baking Begins!

Akhir-akhir ini saya banyak membaca blog masakan, terutama roti dan kue. Karena sepertinya di tahun 2015 ini saya sedang ingin belajar memasak kue ataupun roti dan keturunannya. Pertama kali saya beli baking pan di bulan desember tahun 2014 via tokopedia, yang saya bikin pertama kali adalah banana cake, resep dari ibu saya. Meskipun harus beberapa kali percobaan akhirnya cake itu berhasil sesuai kemauan.Alhamdulillah.

Lama-lama bosen juga bikin banana cake mulu, saya kan juga ingin mengembangkan sayap (terbang dong). Survei sana sini, cari produk oven yang tepat untuk pemula seperti saya, pengennya beli yang sekaligus canggih, tapi takutnya malah gak kepake. Akhirnya saya putuskan beli oven listrik dengan kapasitas 19L produk Kirin, saya beli di Lazada dengan harga spesial Rp. 489.500, eh sehari kemudian turun jadi Rp. 462.500. (siyaaaal). Huehehe. Lalu berlanjut belanja loyang tulban, loyang kotak, loyang bundar, loyang brownies, cetakan muffin, cetakan donut, cetakan kue pie di Tokopedia dengan harga yang miring. 

Untuk uji coba dapur pertama kali di bidang perotian ini, sepertinya saya akan mencoba dulu yang sederhana, yaitu roti isi pisang coklat dan keju. Kebetulan saya sudah nemu resepnya disini dan cara kepang pisangnya disini. Wish me luck!

Bahagia Itu Tidak Sederhana

Banyak orang ingin bahagia dan kemudian berdoa agar diberi kebahagiaan. Tapi ternyata untuk bahagia itu tidak sederhana, karena kita tak bisa hanya sekedar meminta.

Bahagia itu ... jika ...

Tuesday, December 23, 2014

Banana Cake: My First Baking Story

Kisah kecil saya di bidang per-baking-an dimulai beberapa hari yang lalu. Setelah sempat hanya menjadi cita-cita yang lama terkubur akhirnya saya mencoba memulai untuk menyentuh dunia kue dan roti. Resep pertama yang saya oprak-aprik adalah resep Banana Cake dari ibu. Pilihan saya atas Banana Cake karena saya pikir resep-nya terbilang sederhana dan mudah dieksekusi, apalagi dulu saya sering melihat ibu membuatnya.

Masa persiapan pun saya lakukan, mulai dan menanyakan resep ke ibu dan mempersiapkan baking pan serta mixer. Kebetulan untuk mixer nya sendiri saya sudah ada, walaupun jarang dipakai. Selanjutnya eksekusi dengan prinsip learning by doing. Mulai!!

Dan langsung berhasilkan? Oh tidak. Ternyata tak semudah apa yang saya bayangkan, saya harus mengalami tiga kali kegagalan, dari gosong sampai adonan kurang mengembang. Baru setelah percobaan keempat saya menemukan trik-triknya. Dari soal waktu sampai cara memanggang.

Foto diatas adalah hasil Banana Cake saya setelah percobaan kelima, dan saya pikir sudah menyerupai bikinan ibu, walau masih dengan rasa yang original. Projek saya selanjutnya mungkin mau beli oven gas lebih dulu biar bisa lebih mengeksplore resep-resep kue atau roti lainnya. Wish me luck for happy baking!


Banana Cake (Original)
Porsi: 24 irisan normal atau 16 irisan tebal

Persiapan:
Baking Pan 23cm (alas baking pan diberi pasir kali untuk meratakan panas)
Mixer (saya lebih prefer memakai mixer duduk)
Blender
Sendok
Pengayak Tepung
Kuas Kue
Solet

Bahan:
250 gram Tepung Terigu (diayak)
125 gram Gula Pasir
240 ml Minyak Sayur/Goreng (baru)
3 buah pisang ambon ukuran sedang (haluskan dengan blender atau sendok)
5 butir Telor Ayam
1 bungkus kecil vanili
1 sdt penuh Baking Powder (kupu-kupu)

Cara:
Langkah 1 - Mixing (estimasi waktu 15 menit) 

1. Panaskan alas baking pan saat memulai mengolah bahan dengan api kecil-sedang
2. Kocok gula, telor dan vanili (Mixer, kecepatan 3, 10 menit)

3. (Kecepatan 1) Masukkan tepung terigu dan baking powder yang sudah diayak
4. Masukkan pisang ambon yang sudah dihaluskan (kecepatan 1)
5. Masukkan minyak sayur
6. Matikan mixer, adonan siap untuk dipanggang

Langkah 2 - Baking (estimasi waktu 45-60 menit)
1. Masukkan adonan ke dalam baking pan yang sudah diolesi minyak goreng
2. Letakkan baking pan di atas alasnya, dan tutup lubang pori baking pan
3. Panggang selama 45-50 menit jika ingin cake lebih moist
4. Panggang selama 60 menit jika ingin cake lebih kering 
5. Angkat cake dan sajikan selagi hangat dengan secangkir teh hangat.

Selamat mencoba!